3/27/2017

Kapan Kamu Menikah?

Cincin Nikah

HUMOR - Hari menjelang lebaran. Tiket mudik mulai dibanjiri antrian pembeli. Ternasuk Zainal juga ikut mengantri, seorang anggota banser senior. Ia tidak sabar bertemu dengan keluarga besar di kampung kelahurannya.

Namun, ada satu hal yang membuatnya resah dan gelisah. Satu pertanyaan "kapan nikah" baginya adalah sambaran petir yang kapan dan dimana saja bisa menghantamnya.

Bagaimana tidak, diusianya yang menginjak 35 tahun belum juga memiliki pendamping hidup. Belum juga kesampaian mengucap ijab-qobul di depan pak penghulu. Bagi keluarga besarnya ini adalah aib. Bahkan dianggap bid'ah bagi sebagian golongan.

Sesampai di kampung halaman. Ternyata benar adanya. Cuaca cerah tiada mendung tetapi petir menyambar dadanya. Dak dik duk dar...

"Kapan kamu akan menikah nak?", pertanyaan bak petir dilontarkan oleh pamannya.

"Aduh, lebaran begini sih KUA masih tutup pak Dhe", Zainal ngeles sambil mengalihkan pembicaraan.

Hari terus berganti, namun hati Zainal selalu was-was. Pertanyaan yang sama dari seluruh keluaeganya selalu menghantamnya. Untungnya masih libur lebaran. Jadi ia masih memiliki alasan.

Tiba saatnya Zainal mudik balik untuk melanjutkan pekerjaannya di kota. Tiap keluarga ia pamiti. Hingga tiba di rumah nenek yang ia sayangi.

" Cucuku, kapan kamu menikah? Jangan tunggu KUA tutup lagi. Nenek kan sudah tua, nenek ingin sekali melihat cucu kesayangan nenek menikah", tanya nenek.

Kali ini petir campur badai menghantam menghantam dadanya. Libur lebaran telah habis, tidak mungkin memberi alasan yang sama. Kali ini ia harus lebih cerdas mencari alasan.

"Emmmm.. Enaknya punya mobil dulu apa rumah dulu ya nek sebelum menikah?", Zainal pura-pura minta pendapat.

"Enaknya itu ya punya calon dulu sebelum nikah", sahut adik Zainal yang tidak mau mendahuluinya.

"Nikah kok banyak alasan, yang bener itu banyak calonnya", tambah si adik sambil ngelonyor meninggalkan tempat duduk. [ humor ]


EmoticonEmoticon